Friday, March 17, 2017

DUKA, LUKA DAN DENDAM



Kesejukan yang pernah ada telah hilang
Terkikis oleh culasnya nanar kekecewaan
Tak lagi tersirat senyum manakala kuingat
Menjadi abstrak oleh Semburat kedukaan

Dia yang pernah menjadi alasanku bertahan
Kini dia juga yang membuatku menyerah
Karena indah yang dia cari
Tak bisa berdamai dengan kedigdayaanku

Duka yang tak bisa disalahkan
Dan air mata sebagai ilustrasi
Betapa telah begitu dalam
Rasa yang ditinggalkan untuk kukuburkan

Tersisa sebentuk luka meradang
Dendam yang terlalu meracun jiwaku

Thursday, July 16, 2015

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1436H

Sering kali kucoba arsirkan penaku tuk lukiskan siluet senja,
Apa daya yang terlukis terkadang gambar abstrak yg tak berbentuk,

Sering kali kucoba tuliskan sebaris sajak menyejukkan,
Apa daya yg tersirat terkadang kalimat resah yg tak kau mengerti,

Sering kali kucoba dendangkan symphoni surgawi,
Apa daya yg terdengar terkadang ocehan dan ratap bernada sumbang...

Taqobalallohuminna waminkum,
Selamat hari raya idul fitri,
Mohon maaf lahir dan batin...
Aku hanya manusia yg penuh keterbatasan dan kekurangan,
semoga kita kembali ke fitrah yg Tuhan janjikan...

Wednesday, April 29, 2015

BIDUKKU TELAH RAPUH

Si embun subuh masih terpaku
Menatap deretan mega di cakrawala
bahkan sampai seterik ini
Dia masih bertanya, pada awan yang mana dia harus menguap...

Tbc

Tuesday, March 18, 2014

SEMU MALAM TANPA ANGAN

Kata-kata lembutmu begitu tajam merajam sanubari,
Tak kuasa ku sembunyikan jerit batin ini,
Mengapa kurasakan hujaman halus selaksa kalimatmu,
Ketika lirih suaramu terngiang sampai di dasar hati.

Tidakkah kau dengar desahku di sudut mala mini,
Akan ku katakana pada pada nyawa sang rembulan,
Di sudut rasaku yang tertawan dibatas kerinduan,
Atas segala rasaku yang telah engkau hidupkan.

Aku ingin menyapamu,
Walau hanya lewat semilir angin tuk menyelimuti,
Biarlah bulan dan bintang yang temani kesendirianku,
Dan kau mengerti akan setiaku yang terikat bayangmu.

Aku tak ingin mengasingkan diri di ratapan malam,
Ku ingin bebas dari jerat mimpi semu,
Di ujung damba semu menyekap hasrat dalam pedih,
Di penghabisan malam tanpa angan dan khayal…

CURUG#3, 180314

Monday, March 17, 2014

Bait kepada mantan kekasih

Aku hanya mampu terdiam mendengarmu bersuara,
Ku biarkan musim memasung hasrat ini pada hujan,
Hanya inginku memeluk fajar dari senja sampai subuh tiba,
Dan catatlah, rasa ini tak akan pernah berpaling,
Takkan pernah, itulah kepastian merpati.

Wahai kasih yang terdampar di senyum mentari pagi,
Jika engkau percaya hamparan langit menyatu,
Jika dirimu meyakini hembusan bayu tanpa jeda,
Kan kunyanyikan rindu ini lewat terpaan angin,
Aku tuliskan kehampaan jiwa tanpa kekasih lagi dipampang cakrawala,
Akan kupeluk dirimu lewat sunyi denting malam.

Ku mohon, mantan kekasihku,
Jangan kau Tanya lagi padaku,
Tak ada lagikah keinginanku berbagi denganmu,
Jangan kau pikir aku menikmati kesendirian tanpamu,
Karena jauh di palung hati yang terdalam,
 Inginku kau ada disini bersamaku, sekarang saja…


CURUG#2, 170314

Sunday, March 16, 2014

AKU TETAP SENDIRI

Kini getir itu menyelinap kian dalam,
Ketika lirih suaramu begitu menghujam,
Ku tak mampu redam langkah cepatmu,
Yang semakin jauh pergi bersama bayangmu,

Rasaku tersisa rangka,
Tanpa nafas dalam raga sekarat,
Kamulah pemilik nyawaku,
Kini hilang entah dimana berrimba,

Aku ternyata tak pantas lagi merindukan mentari,
Ketika subuh masih malu menyambut pagi,
Dalam jiwa gelisah dan mimpi yang berlalu,
Kau hilang dalam keheningan ruang penantianku.

Nyatanya aku tetap sendiri...
Curug#1, 160314

Sunday, June 9, 2013

KABUT LEMBAH BASAH



Di lembah basah nan berkabut itu,
Jerit sukma yang memanggil penyatuan,
Tak henti memainkan melodi kerinduan,
masih sempurna dengan caranya yang melukiskan lara,

Kini aku harus kembali,
Memeluk lagi kesepian yang kukuasai,
Tanpa memberi sedikit ruang untuk ditempati bayangmu,
Dalam keabadian sunyi relung jiwa terpenjara sepi,

Suara sang dewi-dewi malam menyempurnakan piluku,
Namun mentari masih enggan merapat ke kaki langit,
Sementara sang merpati terpaku pada kebimbangan,
Dalam memaknai ikatan yang sejatinya tak jua menyatukan,

Kepada embun pagi ku bisikkan,
Sejukkan aku, Tenangkan aku.