Friday, December 30, 2011

PUISI MOTIVASI

Tak ku hiraukan lagi cerita kelam kemarin
Biarlah lapuk bersama seretan waktu yang tetap berjalan
Ku hanya ingin buka kisah baru bersajadahkan bahagia
Biarlah yang pahit itu hanya tersisa kenangan tebuang

Aku yang akan mendahului laju sang waktu
Sesaat sebelum malam usai memeluk mayapada
Akan ku bangun istana senyum di sudut cakrawala
Agar dunia merasakan damainya mentari menyapa kala

Dan kini lihatlah ke dalam tamanku
Tunas-tunas asa berebut untuk hidup
Dan yakinlah akan hadirnya kelopak
Yang tak lama kan mekar mengindahkan perjalanan

Biarlah bahagia tak perlu di harap
Karena akhir yang manis adalah keniscayaan
Biarlah tak perlu ada risau menyelimuti batin
Karena selalu indah mewujud pada saatnya

MASIH KU COBA


kata-kata usang tentang kerinduan ini,
masih menghias di setiap kisi-kisi hati,
bait-bait yg lusuh dengan air mata,
masih senantiasa mengalun lirih,

mencoba mengusir sepiku,
tapi apalah dayaku,
kau begitu sempurna bagiku,
permainkanlah hatiku dg caramu,
hingga kau dapati senyum kemenangan diatas kekalahanku

sakiti hatiku, biarlah kau tahu betapa tulus cintaku.
hianati aku, biarlah kau tahu betapa teguhnya kesetiaanku.
kecewakan aku, dan kan kau lihat betapa besarnya perhatianku padamu!
hingga akhirnya kau kan tahu kata dan rasa tetap bernyawa didalam hidupku.

JEMU


Hati terlanjur terdampar di sudut sepi
Di kelamnya malam tak berbintang
Penantian hampa hadirmu disaat ku layu
Memudar bersama riuhnya kebisuan

Pilar-pilar ini rapuh tanpamu
Kesendirian telah memeluk jasadku dalam penantian
Hati yang kosong dalam longsongan isyarat...
Sedari tak kuat menahan rindu yang tersirat...
Meskipun bersama itu tanpa hadirmu..

Rinduku padamu menyiksaku saat ini
Dikeramaian para surgawi mendendangkan tembang asmara
Sambutku senyum pasti diawal melihatmu
Melihat wajah indah cerah hariku kini

Puisi kerinduan ini bukan hanya sekedar tulisan
Lebih memaknai sebentuk hati terkepung jemu
Jemuku diatas kesendirian
Jemuku menanti kepastianmu

MASIH UNTUKMU


hati terkurung diruang bebas,
tak berujung namun menyekat,
tak bertepi, namun tak mampu beranjak.
terpaku, mematung & membatu

seakan pilu kerinduan,
hanya engkau yang tercipta untuk menghapusnya,
seakan kesepian disudut nurani,
hanya kau yang tercipta untuk mengisinya.

dalam debar jantung yang merindukanmu,
kucoba selipkan birunya sinar matamu,
kulantunkan syair sederhana bernada kesetiaan,
berharap badai nestapa menjelma semilir bayu asmara.

cinta yang tak pernah mati,
kesucian rasa yang ku cipta,
teruntuk senyum fajar indahku,
masih tetap untukmu…

Thursday, December 29, 2011

TAK MAMPU


hati terselimut gulita risau,
tanpa daya nurani mencerna damai jiwa,
dan dirimu…
kau begitu lekat dibenak ini,
hingga mata enggan terpejam,
ketika ujung langit hingga dasar bumi telah terlelap,

Ku tak mampu menafsirkan sendiri,
ketika kaki terasa begitu berat untuk melangkah,
ketika dada terasa tak mampu membendung risau,
dan padamu pun tak mampu kumengharap,

luruh sudah asa yang sejenak membayang di sudut cakrawala,
harapan sang kejora untuk berpendar,
takhluk tak berdaya dipeluk awan gelap,
melipat rupa malam nan kelam kian temaram,

hanya ombak keresahan membahana,
menghantam ketegaran,
menggulung harapan,
meski akhirnya menjamah pantai,
namun selalu dilepaskannya lagi….

AKULAH BINTANG DAN ENGKAULAH LANGIT


Rebahkanlah lena mimpimu di pelukan malam..
Agar terlerai sgala resah yg membumi dijiwa..
Menjadi butiran asa penuh senyum..
Tuk sambut sang fajar di kesejukan embun pagi..

Ketika sang bayu memelukmu ..
Dalam semilirnya kan kau rasakan kerinduan..
Menyelusup dalam relung kalbu meski hanya setetes ..
Semoga mampu sejukkan daksa yang terhempas lelah...

Dan Pandanglah senyum rembulan atas langitmu..
Ada seberkas asa indah yg menanti tuk kau petik..
Dan dengarlah symphoni nyanyian malam..
Ada sekeping ketulusan yang ingin aku sampaikan..

Selepas sang ndaru menyapa buana..
Mengukir nuansa tentang makna kehadiran bayangku..
Akulah bintang yang memeluk langitmu erat...
Dan kaulah langit dimana merpati akan selalu pulang... 

KU COBA BERTAHAN


Senja selalu berlalu tanpa arti,
membiarkanku terpuruk merindumu,
meski gejolak tak terredam dalam kalbu,
kuasaku membendungnyapun terkikis kian rapuh.

Hanya bayangmu membahana,
ketika fajar bersinar diujung cakrawala,
bias cahaya hangat mewakili pelukmu,
semilir hembusan bayu mewakili belaimu,
dan kicau parkit kecil mewakili ramah sapamu,

biarlah waktu menjawab dg caranya,
sampai kapan aku setia bertahan,
melewati jurang yg tak mungkin ku sebrangi,
menembus dinding yg tak mungkin ku robohkan,

hanya waktu yang mengerti,
setiap inchi dihati menahan luka,
kucoba bertahan,
meski hiduppun aku enggan…

Wednesday, December 28, 2011

SENDIRI

meniti jalan sendiri....
meskipun nurani menginginkan kau tuk disisi....
tapi apalah mampuku kini....
ketika hanya bayangmu yang berdiri disampingku....

kesunyian yg memeluk erat sepotong nurani,
mengurung diri tanpa nafas kehidupan dalam jeruji kesendirian,
batin meratap terjal jalan cinta bernada sendu tak terperi,
memaksa langkah tetap berderap diatas bara & duri.

tinggalah aku kini,
membalut hati yg terluka,
memunggut serpihan rasa yg porak-poranda,
mencoba melupakan luka bernanah yg nyata tlah tergurat mendalam.

HATIMU UNTUK SIAPA?!

Kerinduan masih terpaku,
diantara detik & waktu yang terus memburu,
tapi tetap kau biarkan harapanku,
terasing dalam ruang penantian semu,

seolah malam terlalu dingin mendekap jasad beku,
seakan tiada cahaya menerang penglihatanku,
kucari dirimu dibelantara ruang rindu,
namun selaksa bayangmu menghilang dari pandang netraku,

malam yang menggulung kedamaian senja,
menampak gelap meraja seisi buana,
ketika pekat menguasa relung jiwa perindu,
tersisa seberkas jingga dalam genggaman ingatanku,

seribu waktu yang terlewati dalam penantian,
perjalanan jiwa menyusuri halimun kesunyian,
mencari sebentuk mahligai kedamaian,
jiwa berkorban tanpa kehilangan,

ruhku setia menari dalam irama tangis semesta,
selaksa tiada guna mencari kembang utpala,
karena cintamu untukku tak pernah ada,
seiring tak ku mengerti hatimu untuk siapa?!

Monday, December 26, 2011

RELA MENCINTAI SAKIT INI

akhirnya harus kurelakan,
rasa luar biasaku pada antakara,
harus ku pendam,
ku kubur bersama bisu yg kau pinta,
ku lebur seiring menggelapnya mayapada.

aku berada diambang batas,
tak mampu lg aku menahan sakit,
tapi airmata ini masih tanpa dendam,
dan sakit ini seutuhnya pengorbanan.

kini jagadku menghitam,
memekat,
tak ada cercah-cercah cahaya asa,
mati suri dan menanti kau bangkitkan lagi

wahai kau kekasih,
kau torehkan luka membekas di sanubari,
tanpa bisa ku menolak,
dan ini aku,
yg rela mencintai sakit ini.

TOMORROW ( inspired by a song )

If I knew it would be the last time 
that I'd see you fall asleep, 
I would tuck you in more tightly 
and pray the Lord, your soul to keep. 

If I knew it would be the last time 
that I see you walk out the door, 
I would give you a hug and kiss 
and call you back for one more. 

If I knew it would be the last time 
I'd hear your voice lifted up in praise, 
I would video tape each action and word, 
so I could play them back day after day. 

If I knew it would be the last time, 
I could spare an extra minute or two 
to stop and say "I love you," 
instead of assuming you would KNOW I do. 

If I knew it would be the last time 
I would be there to share your day, 
well I'm sure you'll have so many more, 
so I can let just this one slip away. 

For surely there's always tomorrow 
to make up for an oversight, 
and we always get a second chance 
to make everything right. 

There will always be another day 
to say our "I love you's", 
And certainly there's another chance 
to say our "Anything I can do's?" 

But just in case I might be wrong, 
and today is all I get, 
I'd like to say how much I love you 
and I hope we never forget, 

Tomorrow is not promised to anyone, 
young or old alike, 
And today may be the last chance 
you get to hold your loved one tight.. 

So if you're waiting for tomorrow, 
why not do it today? 
For if tomorrow never comes, 
you'll surely regret the day, 

That you didn't take that extra time 
for a smile, a hug, or a kiss 
and you were too busy to grant someone, 
what turned out to be their one last wish. 

So hold your loved ones close today, 
whisper in their ear, 
Tell them how much you love them 
and that you'll always hold them dear, 

Take time to say "I'm sorry," "please forgive me," 
"thank you" or "it's okay". 
And if tomorrow never comes, 
you'll have no regrets about today

Thursday, December 22, 2011

JEJAKMU


indah pesonamu,
tak lekang meski hanya trsisa bayang,
membentuk relief nyata dipelupuk mata,
mengungkit rindu yang sjenak sirna,
ketika kau datang membawa segenggam asa.

kini yg kau tinggalkan,
jejak-jejak kerinduan yg berarak,
menunggu & masih setia menanti,
megah bahteramu berlabuh di rapuhnya dermagaku,
menghapus kesepian,
membebaskan belenggu rindu,
menembus batas mustahil ke ruang nischayaan.

kasih…
sbentuk hatiku tercipta untuk setia,
dlm krinduanku pdamu,
wlau mungkin tak berujung penantianku.

KUMOHON


ku tak mampu lagi menafsirkan rangkaian aksara,
yang kau suratkan bersama pendar senja hari kemarin,
ketika tak pernah cukup kuasa ku membiarkan hati ini terbagi,
kau pinta di sudut kerapuhan jiwaku,
satu tempat di sisi hati yg jelas tlah terkunci!

wahai pujangga perangkai kata cinta,
sungguh aku tak kuasa mengguratkan luka di hatimu,
tapi tahukah engkau akupun tak kuasa membendung deras ombak cintamu,
aku tak mampu menahan gejolak rasamu,

dan kini ku hanya mampu terrenung,
sesaat mendung tak jua menjadi hujan,
pengharapan untuk taman kering seakan sirna,
setitik asa penghidupan sang mawar yg layu seketika memupus!
wahai langit…
bumiku tertatih menanti jawab do'aku!
ku mohon

sematkan namaku didalam pusara hatimu,
sirami dengan hujan cinta yg kita punya,
mungkin namaku tidak terlalu istimewa,
tapi cukuplah bila itu mampu semarakkan hari,
riakkan gundah,
cairkan panas,
atau keringkan cemas,
sebab aku ingin sejarah cinta ini,
cukup kau dan aku saja yg tahu!

Wednesday, December 21, 2011

AKU TAKUT


kau jadikan jiwa ini bagai debu,
mudah dterpa angin lalu,
kau membuat hati ini bagai sekam,
mudah terbakar api cemburu.

dalam keterpaksaan,
kau menjadikan aku penasaran,
yang hanya bisa mengintip dari balik gerbangmu,
tak mampu membelaimu,
tak mampu menjamahmu.

aku takut murkamu,
aku takut bencimu,
aku takut amarahmu,
aku takut kehilanganmu,
meski seolah bayangmupun enggan ku miliki

jangan kau hianatiku,
tanpa kau tahu kemana merpati lemah ini brtengger,
tanpa kau tahu cinta ini kepada siapa,
sedangkan sebentuk hatiku telah kau miliki.

JANGAN PERGI


demi janji dan ayat-ayat suci,
yang kerucutkan semesta terbalik,
dan berganti semesta lain,
arah waktu melesat menuju masa lalu,
menebalkan rasa panas dikulit pasir yg bisu,
menimang usia yang terlepas,
membentang duka diluar batas!

Wahai Pemilik kerinduanku...
Dengarlah alunan nada merindu yg terredam lara ini,
beriring notasi-notasi hampa tanpa makna,
memati rasakan jiwa yang sejatinya teriris perih,
hanya mampu ku memendam rasa yang sesungguhnya tak mampu ku bendung!

Wahai mentariku,
Rebahkanlah lena mimpimu di pelukan malam
Agar terlerai sgala resah yg membumi dijiwa
Menjadi butiran asa penuh senyum
Tuk sambut sang fajar di ksejukan embun pagi

kasih,,,
demi cinta yang telah bersemi,
demi pengorbanan ynag telah tertumpah,
aku menyayangimu,
dan masih menyayangimu.

Jangan kau pergi dariku,
sekarang dan selamanya....

SIRNA

aku rindu pada jiwaku yg sedang tertidur,
dalam kehangatan sayap-sayap binatang malam,
pendar cahaya-cahaya penuh kebajikan,
memancar bayang kebahagiaan azali,

tapi seketika sirna,
diantara jantung dan hati dalam rapuhnya jasad,
kau garami dengan penghianatan diatas persembahan kesetiaanku.
Memangkas sisa-sisa asa bersayap ketidak pastian itu

sesuatu menorehkan luka,
pada deretan kalimat bernada mendua,
mungkin tak sengaja,
tapi debu membuatnya seolah nyata

biarlah ku jaga,
setiap tetes kesetiaan yg masih mengalir,
bersama lembutnya belaian ombak menyapa karang,
seiring halusnya usapan badai mencumbu tanah.

Tuesday, December 20, 2011

MALAM YANG SEMPURNA


jejak kelam itu berubah benderang,
cakrawala mulai sarat akan bintang,
sang bayu malampun membelaiku nan mesra,
tak ada lagi mendung menggelayut di awang-awang

sempurnalah rasa, bernyawalah asa
seolah malampun tak ingin bertekuk lutut,
dibawah tahta singgasan indahmu dimataku!
tapi tetaplah kau terindah untukku!

laksana turunnya derai hujan dipenghujung kemarau,
kekuatan kata yg menghidupkan semestaku,
kekuatan kata yg menyejukkan sanubariku,
kekuatan kata yg mengindahkan peraduanku.

sebuah kata yang seolah terkutuk tuk terucap,
akhirnya kudengar juga dari bibirmu,
sekelumit kalimat yang nyata membawaku ke nirwana.
kini, semua terlebur dalam derai air mata berlawan makna takdirnya,
bulir yang setia berusaha membuat celah dipualam hatimu!

SEMUT VS GAJAH



''Semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak,'' 

Masih ingat dengan peribahasa ini? Kalo lupa, silakan buka kembali buku pelajaran Bahasa Indonesia ketika SD dulu,,
  
Peribahasa itu sering ditujukkan kepada orang-orang yang dapat melihat sesuatu yang jauh tetapi tidak bisa melihat sesuatu yang dekat. Seperti gejala penderita hipermetropia ya?

 Rabun dekat atau dikenal dengan hipermetropi merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata, yang mana pada keadaan ini sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Hipermetrop terjadi apabila berkas sinar sejajar difokuskan di belakang retina. Tolong dikoreksi kalo saya salah, karena terakhir kali saya belajar biologi adalah 7 tahun yang lalu.
  
"Kalo dipikir-pikir manusia pada umumnya adalah penderita hipermetropia atau rabun dekat ya,,"
''Kenapa?''
''Kan saya rabun dekat buktinya saya pake kacamata minus,''
''Mata saya normal kok,,''
  
okay,, okay,, let me explain my statement,,
rabun dekat yang aku maksud disini adalah rabun dekat dalam arti kiasan. Sama seperti yang diungkapkan dalam peribahasa Gajah vs Semut tadi. Karena secara logika, mana mungkin semut bisa kelihatan kalo ada gajah di depan??

 Bisa melihat yang jauh, tapi tidak bisa melihat yang dekat,,
Mudah menilai orang lain, tapi sulit menilai diri lain,,
Mudah mengoreksi kesalahan dan kekurangan orang lain, tapi tidak bisa melihat kekurangan yang ada pada dirinya,,
Kita semua seperti itu kan??
  
Jadi ingat dengan lampu jauh motorku,, bisa melihat jalanan dengan jarak pandang yang lebih jauh tapi tidak bisa melihat jalanan satu meter di depannya, sehingga tidak sadar jika ada lubang besar disitu,, jalan terus,, nyungsep deh,, hahaha pengalaman pribadi neeh,, sejak itu aku gak pernah pake lampu jauh itu,, toh aku masih bisa selamat sampe rumah walaupun hanya menggunakan lampu normal,, ''Hidup itu seperti mengendarai mobil di jalanan gelap tanpa penerangan lampu jalan, yang kita miliki hanya lampu mobil dengan jarak pandang terbatas,,''
kita tidak tahu ada apa pada jarak 1 km di depan, yang kita tahu hanya apa yang ada di jarak 1 meter di depan. Jadi tetaplah berjalan dengan berpedoman pada 1 meter yang kita tahu. Toh kita akan tetap sampai pada 1 km itu asal tetap menjalani meter demi meter dengan selamat. Jarak yang jauh dimulai dari satu langkah yang kecil.
  
Okedeh, kembali ke peribahasa gajah vs semut dan manusia rabun dekat.

 Mungkin dah jadi sifat dasar manusia kali ya, selalu merasa lebih baik dari orang lain. Selalu merasa dirinya benar sehingga yang lebih mudah dilihat dari orang lain adalah kekurangannya. Eh ada yang bilang, ''Kekurangan dan sifat jelek yang kau lihat dari orang lain adalah kekurangan dan sifat jelek pada dirimu sendiri yang tidak bisa kau lihat''.

"*" Saya menulis dan membagi note ini bukan berarti saya sudah bisa untuk menerapkan teori tersebut, tapi coba deh kita sama-sama mengakui, bahwa kita sebagai manusia kadang dibutakan oleh ego kita masing-masing, adil bagi kita terkadang sangat tak adil dimata orang lain...
semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi....
"*" salam...

"*" Sebagian dari beberapa sumber lain...

SEKARANG, TANPAMU

Taraniaya batin oleh nanar bara amarahmu
Satu persatu penyesalan merantai kalbu
Memenjara ceria dikedapnya ruang semu
Menegadah bayangkarapun aku malu

Pekik rintihan hati kini kian pilu
Bahkan cericit burung-burung bernada sendu
Hanya membawa pulang bayangmu
Disisa pagi tersapa rindu yang dibawa hembus bayu

Tiada laga kusapa hari bersamamu
Hilang langkahku mengurai dilemma yang mengepung nurani
Menjejak hasrat di mimpi terpencilmu
Yang tak menginginkan hadirku melewati pagi

Sirnalah sudah embun pagi tanpa menyisakan sejuk damainya
Dan tatapan mentari menguasai semesta pada
Ketika hasrat melabuhkan rasa di pangkuanku
Semakin tak berkesudahan rinduku tertuju padamu

Sunday, December 18, 2011

ARASH FEAT HELENA-BROKEN ANGEL




im so lonely broken angel
im so lonely listen to my heart..

man dooset daram
(i've loved you)
be cheshme man gerye nade
(don't give cry to my eyes)
na , nemitoonam
(no , i'm not able to)
bedoone to halam badeee
(without you i'm depressed)

im so lonely broken angel
im so lonely listen to my heart..
One n’ only, broken angel
Come n’ save me, before I fall apart

to , har jaa ke bashi kenaretam
(wherever you be , i'm beside you)
taa aakharesh divoonatam
(to the end , i'm psychotic of you)
to , to nemidooni , ke joonami , bargard pisham
(you , you don't know , that you are my lief , come back foreside me)

im so lonely broken angel
im so lonely listen to my heart..
One n’ only, broken angel
Come n’ save me, before I fall apart

la la leyli , la la leyli , la laaa
(it doesn't have any purpost!)

YAITU KAMU


didalam rongga semesta,
ku dipeluk kehampaan rasa,
cinta tanpa nyawa ,
tinggalah aku terkapar layu,
tergolek mati.

kucoba berontak tapi tak beraya,
kesunyian menertawak anku yg setia dalam kesendirian,
menanti cahaya, menuntun jalanku,
meski mentari terbit sejuta abad lagi.

bukankah aku sudah terbiasa sendiri?
saat aku belum mengenalmu,
inilah duniaku,
kuasaku dalam kesendirian,
tapi kini aku lemah dalam keseorangan,

merindu yang ku harap,
mengharap yg ku nanti,
menanti fajar pencerah hidupku,
yaitu kamu!

KU TAK MAMPU MENJADI MENTARIMU


dialah yang selalu hadir tiap malammu mengantar pagi,
menelusuri urat-urat kegelapan,
dengan setitik cahaya sang ndaru di puncak cakrawala.
menyempurnakan kekelamanmu
dalam kesepian yang Berubah penuh bintang...

jika memang tak cinta mengapa tak kau katakan saja
dari pada aku haru menerima beban luka ini
terlalu banyak aku berharap
mungkin kusalah mencintaimu

maafkan bila aku pernah mencintaimu
mafkan bila aku pernah menyayangimu
cintaku hanya sebatas ketulusan saja
dan cintaku tak dapat dan tak harus memilikimu!

dengan sisa nafas yg ku punya,
ku coba untuk merangkai permintaan hati!
ku mohon, jika besok atau lusa 
ragaku ini tak bernyawa lagi,
kuburkan aku bersama jasad rinduku
akan cintamu yang lebih dulu mati!

 Ku Tak Mampu Menjadi Sepertinya

TAK ADA YANG BISA

Detik ini,
Aku memeluk hening untuk dirimu,
Ditepi damba yang berarak,
terikat bayangmu membatu.

Lebih dari sekedar kesunyian,
Anginpun enggan menunjuk cakrawala,
membiarkan gugusan bintang tak berbias,
mendekap erat sayap-sayapku.

tersisa,
bisik malam lewat hembusan bayu,
coba gantikan desah nafasmu,
gempita malam lewat nyanyian alam,
coba gantikan arifnya tuturmu,
tetap tak bisa,
tak ada yang mampu meggantikanmu,
dalam jiwaku

HARAP

terusik lenaku,
oleh gemerisik dedaunan yang dibelai bayu,
permainan alam itu,
selalu membuatku cemburu!

terganggu lelap ini,
karena bintang yangg menyilaukan netra,
merebah mesra ditubuh cakrawala,
masih membuat iri nurani.

sedangkan aku,
dipeluk mesra jasad rapuh ini hawa dingin,
meremukkan sari khangatanmu,
yang kau cipta lewat mayanya mimpiku.
yang selalu sesaat,
yang selalu sekejap,
yang selalu berakhir kala ku terjaga.

wahai tambatan hati,
jadilah angin yang menyejukkanku,
jadilah langit,
tempatku bersandar kala letih.

KAULAH NYAWAKU

telah kualami,
berpeluh darah mnggapai bulan diujung cakrawala kasihmu.
yang tak mudah kumngerti,
betapa hati rela,
kau hujam belati tajam,
ingkarmu akan punguk prindumu ini.
~
kau yang mngajarknku,
memahami ketidzk pastian musim dihatimu,
menggurat pilu menyayat kalbu,
menanti fajarmu yang masih tersembunyi,
diantra pucuk daun menguning.
~
ketika kau lihat rona sayuku menyeruak ke permukaan cakrawala,
setelah mata air ini hampir kering,
kuntumku layu sblm berkembang,
kau mebangkitkan jasadku dg ruh cintamu.

Saturday, December 17, 2011

LOVE WITH YOU


Love with you
Not as easy as I had imagined in my dreams
The truth makes me fret
Living a life that is not as beautiful as hope

I felt my heart says
No change at all to yourselves
As the time has passed
Proving how much love you

So see you make me perfect
To me thou art the companion of my life
my soul lover
When you're with me, I say I love you
When away from you, I say I miss you

Love that you gave to me
That's what I'm in love with you
Until the end you're my breath
Until the earth passes I'll be there for you
Promise you I really do
I Will Forever with you
And I'll never to ever let you go

AKU PERNAH MENCINTAIMU


aku pernah mencintaimu,
lewat rasa diujung kepiluan,
seiring sukma tergulung badai curiga,
nenawan daksa tersayat tatapan culas,
ketika nyanyian syairmu bernada mendua,
seakan isyarat kau bukan yg dulu,
selaksa puspa di tepi jalanan…

aku pernah mencintaimu,
ketika jarak menjadi dinding tebal yg tak mudah kita tembus,
kala cemburuku menyergap kisi-kisi hati,
tanpa mampu membuyarkan kerinduan,
yg terbentuk dari titik-titik buah cinta,
yg tertanam di bumi jiwaku…

aku pernah mencintaimu,
sesaat ketika tak mampu ku menjejeri waktu,
tuk sejenak menahanmu tetap tinggal disisiku,
bahkan ketika ku hanya mampu menatapmu berlalu,
membiarkan jejakmu terhapus terpaan bayu,
hanya air mata yg memuara diharibaan cintamu…

aku pernah mencintaimu,
dalam batas gerak dilenggangkan daksa,
ketika kakiku tak mampu mengejar bayangmu dalam kegelapan,
hanya tanganku berupaya meraih kelam,
tapi kau terus saja berjalan…

 “* Bersambung ke- Aku Masih Mencintaimu #2 *

AKU MASIH MENCINTAIMU #2


aku masih mencintaimu,
ketika sederet kalimat mengibarkan panji-panji rindu,
hanya bisa dinikmati di hari lalu,
ketika kelopak sang mawar melunglai & kaku,
sementara putik-putiknya telah rapuh,
tanpa semerbak aroma kedamaian!

aku masih mencintaimu
Kala Hawa dingin masih merasuk direlung,
sayup-sayup terngiang hangatnya sapa mayamu,
melebur bersama embun pagi,
menyatu dengan hangat pancaran cahaya mentari.

Aku masih mencintaimu
Ketika kesepian mendarah daging di mayapada,
senandung lagu rindumu menceriakan semestaku,
mengalun senada kicau ria nyanyian alam,
menggema diantara relung yg membatu,


* Bersambung ke- Aku Tetap Mencintaimu *

AKU TETAP MENCINTAIMU


Aku tetap mencintaimu,
meski kicau burung pagi bernada mendua,
dan warna pelangi memudar diujung cakrawala,
karena ku yakin kesetiaan merpati,
takkan sia-sia meskipun kepaknya melemah diujung penantian...

Aku tetap mencintaimu,
disaat mentari pagi tak seteduh biasanya,
menusuk culas menebus lapisan bumi terdalalam,
dan membakar semesta mayapada,
Kau tetap temukan arti kesetiaan di dalam hatiku...

Aku tetap mencintaimu,
meskipun damainya malam direnggut pagi,
dan sang rembulan tak lg mampu melukiskan ketenangannya,
menyerah dan mengalah pada keangkuhan bagaskara!

aku tetap mencintaimu,
dalam batas kata yg ku ucap dari mulut,
tentang kalimat yg ada dikepala,
nyatanya memang hanya itu yg aku bisa!

* Bagian Akhir *

BEBASKAN AKU


Dan aku tak ingin terpuruk,
walau tangis mengiringi derap jejak kaki,
ini adalah kenyataan,
yang sejatinya tak ingin kusudahi..

Tak mampu lagi mencerna,
nada2 sumbang kesunyian memekakkan telinga,
bahkan pelangipun menitikkan airmata,
disudut cakrawala penantian lama,
datangnya merpati menghias di sanubari haribaannya!

Wahai malaikat,
tidak kau lihatkah dalam rapuh jiwaku,
ketika malam menyudutkanku pda kerinduan,
yang tak mampu ku merengkuh raga itu...

BISIK TATAPMU


Waktu tak mau kuputar, melaju maju..
Lama berhias jenuh, tak kuasa tersaput..
Termangu menanti ditengah gemuruh gulana..
Ingin berkelok, menyentuh hamparan teduh..

Lukisan kalbuku terpampang pilu..
Debu-debu kerontang berhembus menabur rindu..
Dititian waktu yg terbelenggu rasa..
Jiwa hampa memandang biru langit kosongku..

Dan alam mulai tak ramah, berteriak dlm gemuruh..
Aku tergugu, gejolak rindu seolah menghempas..
Mentari yg tertutup kelam, hanya membisu..
Kulihat jua wajah sendumu, dibalik awan menghitam...

Dan anginpun mulai mendesah, menghibur hening buana..
Menyentuh sepi jiwaku, mengulas harap yg tak yakin..
Lalu terlontar bisikan syahdu....
Yaitu makna yg tersirat lewat tatapmu, kala rindu merencah....

BIARKAN BERSAMAMU


sayap-sayapku tlah kupatahkan untukmu,

agar ku tak bisa kepakkan lagi,
dan mencari rasa dari cinta yang lain,
kucukupkan hanya dirimu yang menerima tumpahan rasaku


biarkan ku jatuh dalam pelukanmu,

dan kuhabiskan waktuku bersamamu,
berikan aku selalu tempat dihatimu,
karna ku selalu tenang bersandar di dalam dekapanmu,

kekasih, tetaplah menjadi satu-satunya penghuni hati ini,
saat ini dan sampai nafas terhenti,
karena rasaku tak ada dusta lagi,
walau terkadang sulit ku akui,
kaulah yang terbaik,
dan tetaplah menjadi yang terbaik,

dan sepenuhnya kini ku akui,
hanya dirimu yang mampu bertahan,
dan selelu berikan yang tak tergantikan,
mengerti akan setiap suara yang terdiam dari kataku,

Friday, December 16, 2011

AKU MENYERAH ( KAU TAKKAN KUMILIKI )

Terlambat tepiskan senyummu yang menggoda jiwaku
Tak mampu bendung gemuruh rasa yang terlanjur membadai
Lelahku tapaki sejengkal pesona dari sosok mayamu
Aku menyerah, kau takkan kumiliki

Ada yang tak bisa kubaca dari gerak bibirmu
Ada yang tak bisa kuraba dari hangat pelukmu
Walaupun masih kulihat tatapan mata itu
Masih sama seperti saat pertama bertemu

Pandangan mata yang pernah menjerumuskanku
Dalam dimensi cinta dalam ruang semu
Seperti menggapai-gapai dasar yang tak jua tersentuh
Selaksa meraih bintang tanpa sayap

Desiran ini mengiris tajam
Getaran ini menyakitkan
Menusuk nurani kian dalam
Aku menyerah, kau takkan kumiliki

AKU INGIN JIWAMU PULANG


Akupun letih menimang nada-nada sendu
Yang masih jenak mendekap lenaku
Membatasi pandangku menatap bayangmu
Menjelma halimun pekat menyekap jiwa tak tersatu

Aku bosan menuliskan syair-syair pilu
Mengisyaratkan sebentuk rasa perih di kalbu
Yang aku titipkan pada malam yang kelabu
Selayaknya senja yang pasti berlalu

Aku ingin jiwamu pulang
Kembali menghuni relung yang lama kosong
Menghias taman yang telah ditumbuhi ilalang
Merangkai kepastian beratap bintang

HUJAN TAK TERHARAPKAN

rinai titik-titik hujan di subuh ini,
sejatinya tak perlu membasahi bumi,
tapi langit terlihat tak rela,
manakala embun menjamah semesta,


tetes-tetes yang membentuk tanda seru,
nyatanya tak menghapus sebentuk rindu,
didalam persimpangan antara resah dan risau,
gundahnya jiwa tak terganti sekalipun dengan hadirmu di mimpiku,


bukan karena jarak,
bukan karena waktu,
yang membuat batin terasa pilu,
yang membawa bayangmu ke titik semu,


tapi karena rasa lain dalam wujud nan samar,
laksana hujan pagi ini yang tak terharapkan,
rintiknya justru menggelisahkan,
tak mampu merubah pahit, sekalipun menjadi tawar,


dari  batas langit yang tak tertebak mata,
adakah harapan untuk setitik rasa,
membangun lagi istana kita,
meski dengan secuil harapan yang tersisa...

Thursday, December 15, 2011

BERTAHAN


aku pun tak tahu,
sampai kapan aku bertahan,
sampai kapan aku mampu mencintamu,
karena akupun ingin dicinta...

tak harus kau tahu,
kesakitanku dikotak penantianku,
yang mencoba bertahan tanpa seberkas sinar,
menunggu kau pelita hatiku, matahariku,
yg tetap ku cinta tanpa mencinta.

kalaupun jasad ini akan membusuk dalam penantian,
ku yakin tak apa,
selama rasa ini tetap ada,
ku bawa ke persimpangan dunia yg berbeda!

HARUSKAH


 Saat dunia terlelap,
Hati ini merintih penuh harap,
menahan rindu yang tak mampu kuungkap,
diatas derita jiwaku tersentak,
alun nada itu terdengar kembali malam ini,

menelisik halus jauh di relung hati,
tak hendak bibir ini berucap kata,
namun penat memaksaku bicara,
terbata aku memohon padamu agar tak kau sediakan rasa itu,
biar aku yang merasa karena aku yang mau,

Haruskah aku berteriak,
Dalam kebisuan malam yang tak bersahabat,
dan dalam keheningannya yang senyap,
ijinkan aku membasuh rinduku yang kian melekat,
meski ku takkan mampu menghela nafas seperti kemarin...

ADAKAH KETULUSAN ITU?!


Berkelana Kemana jiwaku terhantar
Tatkala seucap Cinta telah ku lontar
Aku jalani dan terus aku jalani
Meski keraguan hati menggebu dan terus menderu

Laksana ombak deras yang menghempas
Aku berhenti sejenak
Merenungkan tanda tanya
yang setiap waktu mengetuk pintu kalbu

Aku mencari dan terus mencari
Bersama gelap langkahku
Aku pilu dan terus meragu
Meski telah kau simpan pelangi di hati ini

Meski telah engkau ijinkan hatimu menjadi rumah hatiku
Selalu muncul tanya di benaku
Benarkah semua ini ?

Biarlah sang pengatur waktu
yang berikan jawaban
Dan biarlah pula
Aku terus mencari
Hingga kutemukan terang
Laksana malam menanti mentari…

~adakah ketulusan itu?!~

Wednesday, December 14, 2011

JIKA MEMANG INI YANG TERBAIK


ku tak ingin membuatmu selamanya terpuruk dalam rasa bersalahmu,
menjalani hati yang tak tersisa asa
tak perlu kau indahkan rasa yang terselimuti luka bernanah
biarkan rasa yang terlanjur membumi ini terpangkas oleh selaksa kepergainmu,

akupun inginkan dirimu terus bersinar
meski untuk menerangi belahan semesta yang lain,
dan ketahuilah matahariku,
sejatinya rasa yang kumiliki adalah ketulusan,

biarkan kini kutertunduk bersimbah air mata,
tapi suatu saat nanti ku yakin bisa tersenyum,
melihatmu bahagia dengan pilihanmu yang lain,
jemputlah bahagiamu,

kasih, tinggalkan aku bersama kisah kita,
jika memang kau inginkan itu,
sudahi kisah ini,
jika memang inilah yang terbaik…

#just remmember, I still Love U, really love U...

Tuesday, December 13, 2011

KAULAH YANG TERBAIK


percayalah tak ada yang mampu sepertimu,
membasahi jiwaku walau hanya sejuknya belai nan maya,
andai belum kusempurnakan cerita ini dengan keindahan,
maka relakan ku hiasi setiap malam yang menghantar mimpimu,

hingga tak lagi kau rasakan gelapnya malam,
tak kau rasakan dingin dan bekunya hatiku,
hingga kau rasakan hadirku hidupkan rasa
yang telah lama kau rasa tak bernyawa,
meski ku hanya hadir sebagai bayangan saja,

duhai malaikatku
bejanjilah di hadapan langi danbintang gemintang
sekalipun kita takkan bersatu dalam raga
namun jiwa kita kekal dalam semesta cinta kita…

KERELAAN


Seandainya fajar kali ini aku boleh bercerita lewat nyanyian parkit,
Kalau pagi ini aku boleh berbagi bersama tetes-tetes embun,
Pasti tak kan ada resahdi sudut  hati ini,
Niscahya tak akan ada lagi gelisah meruang nurani,

Tapi...
Memang tak ada yang bisa,
Memang tak ada yang bersuara lewat kata,
Karena semuanya hanya tersimpan dipalung hati,
Karena semuanya hanya terkubur bersama asa yang memupus,

Kuakui pernah ku takut kehilangan cintamu,
kini, aku kini ku sutuhnya yakin lagi,
bahwa cinta memang tak harus memiliki,
bahwa cinta tak mesti bersama...

ku relakan kau cari bahagiamu yang selama ini tak kau dapat dariku…

TANPAMU


Ku ingin mendahului waktu,
sesaat sebelum ia membawamu pergi,
karena ku tak ingin kehilangan jejakmu lagi,
ku tak mau selalu sendiri seperti ini,

tanpamu... Kerinduan masih terpaku,
diantara detik & waktu yg terus memburu,
tapi tetap kau biarkan diriku,
terasing dalam ruang penantian semu,
seolah malam terlalu dingin mendekap  jasadku beku,
seakan tiada cahaya menerang penglihatanku,

ketika pekat malam menguasa relung jiwa perindu,
kesunyian yg memeluk erat sepotong nurani,
mengurung diri tanpa nafas kehidupan dalam  jeruji kesendirian,
batin meratapi terjal jalan cinta bernada sendu tak terperi,
memaksa langkah tetap berderap diatas bara & duri.

Monday, December 12, 2011

DENGAR KIDUNGKU


kan kusibak kabut dipekat malam,
kan kubias sinar rembulan menjadi pelita,
menapikkan makna kegelapan,
menepis rasa ketidak mungkinan,

dengarlah kini kidung detak jantungku,
saat dingin semakin menusukmu,
rasakan pelukanku yang kutitipkan pada lagit,
dan disitulah kau akan semakin mengenalku,

ku dendangkan juga lewat hembusan angin menyapa senja,
membelai lembut palung kalbumu,
berharap rasa berubah asa kepastian,
tak berharap sepi mengiring ketika malam memanggil,

dan di tepian senja inilah ku tunggu dirimu datang menyambut rinduku,
dalam rintik gerimis yang membasahi jiwaku,
laksana setiap percikan air yang menyejukkan dedaunan,
sedamai tetesan kasih yang mungkin kau beri,

IJINKAN AKU


tak kuhendaki bayangmu selaksa fatamorgana,
tak ku ingini janji-janji seperti angin lalu,
biarlah kubangun lagi puing-puing asa,
yang kuruntuhkan dihari lalu,

dan ijinkanlah aku,
menyadari hadirmu yang laksana fajar,
menjalani janji hati yang kau tepati,
menyibak tirai dan penghalang yang membatas pandang,
menyapaku di hamparan padang sendu,

hingga dapat kunikmati semilir angin damai di awal pagi,
lahirkan titik-titik embun di pelataran bumi,
menyirnakan pekat malam,
meniadakan senyap kebisuan dalam kepiluan,

ku akui,
masih sulit kupahami rasa ini,
karena kuterima lelah dan duka karenamu,
tapi ku percaya ini adalah perjalanan,
dan kan kujaga rasa ini hingga bahagia itu
dan mengukirna di bumi dan langit kita,

TAK LETIH MEMUJAMU


aku memang pernah beralaskan sunyi,
di liang belantara tak bertepi,
terpatri sukma dijejak misteri meretas lelap,
tanpa mengindahkan semestaku dalam buai symphonimu,

maafkan aku yang pernah membuatmu tertatih,
memunguti kepingan asa yang pernah terucap seorang diri,
menyudutkanmu pada tepi jurang kepiluan,
membiarkan pekat halimun membelenggu bayangku,
meninggalkanmu dalam kehampaan jiwa yang terikat raga seolah tak bertuan,

kumulai dari bisikanmu yang begitu damai,
sesaat kurasakan untuk pertama kalinya,
surga menjejakkan nyatanya di bumi,
mengiringi langkahmu dalam rindu yang hampa,

lewat senandung-senandung nirwana,
ingin ku kirim padamu bisikan kalbu,
dari jutaan aksara yang kurangkai diantara bintang,
ku harap terurai indah,

wahai tambatan hati,
pekik ceria jiwaku seakan enggan terhenti,
walau yang terlahir hanyalah sepotong syair,
menyisakan harap-harap indah yang bersayap keniscayaan,
merasuki kisi jantung hati yang tak letih memujamu,

TANGISAN SUBUHKU

"*" catatan kecil bersama tangisan subuhku! "*"


Segala puji bagi Tuhan yang telah memberi nafas baru kepadaku…yang masih menyayangi aku dan telah menghadiahkan aku ujian sebagai tanda kasih dan cintaNya.KetegasanMu dan kekerasan peringatanMu telah membuatkan mata ini tidak henti2 mengalirkan air mata…biarlah aku menangis di dunia asalkan aku tidak lagi menangis di akhirat.Namun, kemulianMu dan kasih sayangMu telah memadamkan tangisanku seketika… biarkan aku, biarkan aku dgn diriku…

Aku sebenarnya tidak ingin membuka aibku sendiri…sedangkan Allah sendiri menutupinya. Entah bila,aku tidak lagi peduli perkataan2 manusia…aku seperti tunggul yang tak bernyawa,diinjak2 dan dipukul2 tunggul itu tiada terasa.Begitulah perasaanku…dipandang hina,dicemooh,diumpat dan sebagainya…ia tidak memberi kesan kepada jiwaku kerana aku tidak ingin mendambakan apa2 yang ada di dunia, dan di blog ini aku mulai ber cerita, tentang siapa aku sebenarnya, dan  lewat blog ini juga aku hanya berharap, aku juga manusia, tak mungkin merubah apa yang ada diluar kemampuanku menggapai, aku tak minta belas kasihan, aku hanya minta, mengertilah...

TERTATIH


kutengadahkan kepala,
mencoba meminta kejelasan sang langit,
sesampai burung hinggap dibumiku,
menyanyikan nada-nada kemenduaan,

kenapa wahai langit,
kau renggut hiasan indah yg berpendar,
menghadirkn badai meraja nan gusar,
menggulung asa yg telah menua…

ku tak mampu lg bicara,
memberi isyarat atau tanda,
ketika bumi tempatku berpijak,
terasa berguncang dahsat tak terperi,

aku jatuh,
aku tumbang,
aku terjerembab tanpa ada yg mengulurkan tangan,
kakiku tlah lumpuh,
tertatih-tatih membawa langkah ini…

segala jerit bertubi,
dg rasa sakit dan nyeri,
ketakutan, janji, ancaman dan siksa saling berisik,
menusuk kedalam setiap lapisan pori-pori,

kurasa luka hati,
tenggelam di dasar danau yg mendidih.
semua telah terjadi,
kepalaku telah menunduk dan menangis pilu!

AKU MASIH MENCINTAIMU #1


kasih,
lewat bisu nuansa malam,
kuserukan rasa rinduku teruntukmu,
aku masih mencintaimu,
ketika mega mematung dan memabatu,
seketika alam hanya mampu menggumam,
dan kata terkekang dalam peti kedap,
namun sekejap bayangmu membankitkanku,
meniupkan ruh ke dalam kaku jasadku,
ku cukupkan hidup hanya dengan merinduimu…

dan kini aku masih menyisakan cinta,
didalam bola mataku,
tajam menusuk kelam gelap,
menembus tebal kabut halimun,
meskipun sempat tertutup resah,
meskipun sempat terselip gelisah…

RISAU MALAM


Ragaku mematung dipelukan sunyi
Tak mampu ku memecah makna sepi
Diam menawan kata hingga tak bersuara
Dingin seolah membekukan maya pada

Tiada semburat semangat yang biasanya berarak
Gelap melerai pancaran binary mata dan menutupnya
Membiarkan rasa tak terpendam dalam lelap
Tanpa berharap asa diceritakan oleh mimpi

Aku pasrah dan tak berdaya
Meski kesekian kalinya batinku menyesak didada
Seolah tak ada rongga yang mengapung diudara
Menyisakan kepiluan yang menyeruak di tepian jiwa

Ku hanya bisa pejamkan mata
Mencoba mencari ketenangan yang mungkin disembunyikan oleh gulita
Biarlah berkubang didalam kesunyian tak berbatas
Bahkan untuk berdiri tegak seolah terhadang dan sia-sia…

Sunday, December 11, 2011

KASIH


kasih…
kini aku kehilangan jejakmu,
yg kemarin sempat datang diantara fajar yg merona,
menghangatkan semestaku,
menguatkan hasrat hidupku.
~
kasih…
kini aku kehilangan bayangmu,
yg senja kemarin datang mengindahkan langitku,
menemaniku mencari kedamaian yg hilang.
~
kasih…
kala gelap bertahta menyelimuti malampun,
tak jua kau hadir disisi,
tuk bersama merangkai mimpi yg terserak,
diantara hayal-hayal yg berarak.
~
kasih…
ku rindu fajarku yg kmarin,
ku rindu senjaku yg dulu,
ku rindu dirimu itu…

DEMI CINTAMU

kepada sebentuk laut batas bertemunya bumi dan langit,
yg membenamkan kerinduanku yang terdalam,
dalam dekapan singkatan waktu,
tersisa harapan yg terselip diantara butiran pasir,

semoga angin laut,
kan membawa lagi,
keindahan kemurnianmu,
yang kemarin terbawa ombak,
yang kemarin tersapu badai.
merenggutnya dariku…

mencintamu,
membutakan mata dan hati,
laksana malam tanpa bintang,
jejak-jejak gelap tak tembus pandang,

merindumu,
ibarat sampan yg tak jera diterjang obak,
tuk hancur sekalipun tak mengapa,
tak peduli luka bernanah,

!*aku mencintai kesakitan ini, demi cintamu*!

DENGARKANLAH, AKUPUN MENDENGAR

ketahuilah duhai matahariku
kau laksana suara yang menggema di jiwaku
adakah digdayaku yang telah ditawan api cinta ini
karena syairmu yang mengalun bak kidung-kidung surgawi

di antara perasaan-perasaan tak berdasar dan tak bertepi ini
jasadku terkulai laksana merpati yang patah sayapnya
ku panggil-panggil namamu di sisa harapku
tapi kau juga terpuruk di keremangan malam

akupun mendengar rintih jiwamu
akupun mendengar risau hatimu
ku dengar resah di sudut kalbumu
dan segala hasrat jiwa yang masih tersudut di mimpi terpencilmu,

ku coba tuk menjawab setiap tanya di batinmu
kemarilah kasih
bersandarlah di bayang bahuku
yakinlah aku kan ada di setiap hembus nafasku
ulurkan sayap patahmu
kan kusembuhkan dengan syair jiwaku

duhai malaikatku
berjanjilah di hadapan langi dan bintang gemintang
sekalipun kita takkan bersatu dalam raga
namun jiwa kita kekal dalam semesta cinta kita...

SAJAK SEDERHANA


bukan rahasia lagi
tanpamu, tak kuasa aku melawan sepi
yang menemaniku dsaat malam tiba.

tak bsa aku pungkiri
tanpamu, tak kuasa aku memadamkan curiga
yang menghantuiku disaat api cemburu membakar hati.

tak bisa aku sembunyikan
tanpamu, aku tak bisa menahan dingin
saat angin malam memeluk jasad ini.

tak terelakkan lagi
tanpamu, tak kuasa ku redam prasangka
dsaat badai gulana menggoyah keyakinan akan kesetiaanmu

tak mungkin aku pendam
tanpamu, tak bisa ku tahan rindu
saat jarak dan waktu memisahkan kita!

tapi keyakinanku terpatri begitu kuat,
untuk mengelakkan semua kekhawatiranku yang semu itu,
ku yakin kasih....
kau setia!

KEHILANGANMU KALA PAGI


tlah ku lewati pagi yang samar,
seakan menyiratkan kesunyian yang mendalam,
entah dimana mentari itu menyembunyikan diri,
karena biasanya dia datang lebih awal...

kurasakan rindu ini kian hebat,
disaat nyanyian burung tak jua ku dengar,
tak kudapati simphony itu yang biasa terngiang,
tembang kerinduan lirih perlahan menghilang...

wahai sukma jiwa terpisahku,
jejakmu kini tak kulihat lagi,
untukku mencari peraduan bayangmu,
inikah isyaratmu tuk tinggalkanku?!

Dimanakah engkau, Jiwaku?!

AKU RELA UNTUK CINTA


kurebahkan daksa lelah ini dipangkuan mentari,
memecah dendam kerinduan yang lama bisu,
jelamaan kata yang menorehkan perih di kalbu,
hina dan benci yang dahulunya berawal dari sucinya janji,

hanya bisa meraba malam yang kini salah arah,
membiarkan dekapmu berselimut neraka,
tapi terlanjur ku labuhkan bidukku didermagamu,
meski riak samudra meluluh-lantakkan rasaku,

Kenangan beku masa yang pernah terlukis,
hingga kini kau punya tempat yang istimewa.
Selagi aku punya daya mendongak ke arah langit,
kan kuukir wajahmu diantara hamparan biru,

Dan ketulusan memaksaku susuri retak hati,
bersama angan dalam kesayupan lena,
Biar duka bermain di dalam rasa terdalam,
biarkanlah duka ini ku obat sendiri,

tapi ku tak pernah ingkari nurani,
sembilu tajam yang menyayat nurani,
aku rela menahan kesakitan ini, kau tahu?!
untuk cintamu, my sun shine....

KEMANAKAH JEJAKMU?!


kemanakah nyanyian pagi yang dulu mengusik lenaku?!
tetembangan kala itu indah menjelma jerit kepiluan,
menyayat jiwa, menoreh kehampaan dan menyisakan kebimbangan yang sama,
selaksa dawai yang tak lagi merdu,

lautan lirik yang selalu kau perdengarkan untukku,
menyibak tabir misteri dan halimun makna,
kegalauan yang menderai jelaga hatimu,
menyisakan lantunan ketakutanku menimang kepedihan,
 kesunyian kini berbalut kehampaan,
renda-renda harap kini tlah terkubur bersama kegelisaahan,
sang kupu-kupu laksana patah sayapnya,
tak mampu bangkit dan terbang kembali,
tertatih...

kemanakah mentari yang kemarin tersenyum?!
hilangkah dia, tenggelam diufuk langit?!
meninggalkan hakikat rasa ini,
kehilangan jejak dirimu yang dulu...

JALAN KITA


pucuk-pucuk kerinduan mulai menua...
seiring denai waktu mengais asa...
di kisi-kisi keniscahyaan yang tak terlerai...
di pengembaraan kita mencari muara kasih di palung kalbu....

wahai senyum mentari pagiku...
biarkan langkah ini menuntun alasan...
meski seisi semesta menanyakan desiran rasa ini...
karena logika memang tak berpihak pada kita...

biarkan sementara sembilu mengoyak dinding-dinding kalbu...
bersimpuh di sajadah air mata dan darah...
menapaki rangka malam yang kian sendu....
kan kuyakinkan dirimu, pantai nan indah menanti kita berlabuh...

disanalah senyum dan hasrat kita kan menyatu...
kan ku pahamkan dirimu sepenuhnya....
bahwa cinta dan derita hanyalah sesuatu yang satu....
tapi yakinlah, kuniati jalan ini...
jalan kita...
jalanmu dan jalanku...

KUINGIN SETUTUHNYA...

tak kuasa kusembunyikan jerit kepiluan yang menggema di batin ini,
mengapa kurasakan hujaman selaksa nada rindu yang terlantun dari jiwamu,
kata-kata lembutmu begitu tajam merajam sanubari,
ketika lirih suara terngiang sampai didasar hati,

tidakkah kau dengar desahku di malam itu,
seakan ingin ku katakan kepada nyawa sang malam,
disudut rasaku yang tertawan di batas kerinduan,
atas segala raasa yang telah kau hidupkan,

aku ingin menyapamu,
walau hanya lewat semilir angin tuk menyelimuti,
biarkan satu waktu ini bulan dan bintang yang temani kesendirianmu,
sampai kau mengerti makna setiaku yang terikat bayangmu,

aku tak ingin mengasingkan diri diratapan malam,
yang ingin membebaskan jiwa dari jerat mimpi semu,
diujung damba bisu yang menyekap hasrat dalam pedih,
di penghabisan malam tanpa angan dan khayal,

karena kau tetap bersembunyi di balik kata-kata,
tidakkah kau ingin jujur?!

Saturday, December 10, 2011

Maher Zain - Palestine Will Be Free | ماهر زين - فلسطين سوف تتحرر

pause sejenak palylist playernya,
coba simak lagu ini...



tidakkah terdengar olehmu,
isak tangis ketakutan dari jiwa-jiwa tercekam,
kemana mereka harus membawa nyawa mereka,
kebebasan itu, terletak dimana?!

adakah dibalik dentum mesiu yang mencabik saudara mereka,
atau di sela reruntuhan bangunan yang mengubur kerabat mereka,
mungkinkah dibalik tenk baja yang meluluh lantakkan negeri mereka,
atau di antara suara tembakan yang membinasakan sekian banyak insan tak berdosa,

wahai engkau yang masih punya nurani,
lihatlah, ini adil?
dengarlah pekik tangis kehilangan,
seandainya 'kau' jadi mereka...

lets pray to god that this world never end up with blood...
no matter who you are or what religious you hold,
we have a same earth and same sun...
live together by sharing...