Thursday, December 8, 2011

‎*!* CORETAN SENJA YANG BERLALU MENGIKUTI BAYANGMU *!*


Meluncur sepiku menatap senja tak berkesudahan,
Ketika pesona semburat jingga menuntaskan bagaskara,
Ada sebuah rasa yang kian hambat di dada,
Tak jua datang waktu yang dinanti,
Tak kunjung henti suara batin merintih,

Seujung senja mengatupkan cahaya pendarnya,
Pelan namun pasti merobek lebar,
Hingga tiada lagi menaklukan mata,
Masih mencoba untuk setia,

Tak ada yang mampu bicara,
Bahkan rumput dan ilalangpun enggan bersuara,
Hingga inilah jadinya,
Jelas terdengar jasad rapuh ini berujar lantang,
Kuingin rebah dan leraikan letih,
Hari ini usaikan saja,
Sudah…


PASRAH TANPA DAYA


Daksaku mematung dipelukan sunyi
Tak mampu ku memecah sepi
Diam tlah menawan kata hingga tiada suara
Dingin seakan membekukan mayapada

Tiada lagi semburat semangat yang biasanya berarak
Gelap melerai pancaran binary mata lalu menyirnakannya
Membiarkan rasa terpendam dalam palung lenaku
Tanpa berharap asa dipaparkan lewat bahasa mimpi

Aku pasrah dan tak berdaya
Meski kesekian kalinya rintih batin menyesak didada
Seolah tak ada rongga yang mengapung di udara
Menyisakan kepiluan yang menyeruuak di tepian jiwa

Hanya bisa pejamkan mata, itulah dayaku
Mencoba mencari ketenangan yang mungkin disembunyikan gulita
Biarlah berkubang didalam kesunyian tanpa tepi
Karena untukku berdiri tegak pun seolah terhadang dan sia-sia

PERGILAH, DEMI BAHAGIAMU


Kidung-kidung kesetiaan kian samar terdengar
Bahkan ketika langit menurunkan penghujan kala senja pun
Syahdu lantunan tembang-tembang tak lagi menyejukkan kalbu
Tersisa bisikan angin malam nan mencekam sebentuk jiwa

Biarlah kini hatiku merapat di kesunyian
Menyudutkanku diantara kebisuan tarian sang ilalang
Tanpa suaramu
Tanpa nyanyian jiwa yang merindukanku

Takkan pernah kupaksakan pelangi terlukis di langitku yang kelam
Tak ingin ku meminta senja tertoreh disudut cakrawala lebih lama
Sementara kuingin kau bahagia
Sementara kuingin melihat senyum diranumnya bibirmu yang hangat

Memang tak pantas lagi bagiku merindukan mentari
Ketika subuh masih malu-malu menyambut pagi
Belenggu nafas gelisah dan mimpi-mimpi yang berlalu
Membawamu hilang dalam keheningan ruang penantianku

!* Pergilah kasih, carilah bahagiamu