Thursday, December 29, 2011

TAK MAMPU


hati terselimut gulita risau,
tanpa daya nurani mencerna damai jiwa,
dan dirimu…
kau begitu lekat dibenak ini,
hingga mata enggan terpejam,
ketika ujung langit hingga dasar bumi telah terlelap,

Ku tak mampu menafsirkan sendiri,
ketika kaki terasa begitu berat untuk melangkah,
ketika dada terasa tak mampu membendung risau,
dan padamu pun tak mampu kumengharap,

luruh sudah asa yang sejenak membayang di sudut cakrawala,
harapan sang kejora untuk berpendar,
takhluk tak berdaya dipeluk awan gelap,
melipat rupa malam nan kelam kian temaram,

hanya ombak keresahan membahana,
menghantam ketegaran,
menggulung harapan,
meski akhirnya menjamah pantai,
namun selalu dilepaskannya lagi….

AKULAH BINTANG DAN ENGKAULAH LANGIT


Rebahkanlah lena mimpimu di pelukan malam..
Agar terlerai sgala resah yg membumi dijiwa..
Menjadi butiran asa penuh senyum..
Tuk sambut sang fajar di kesejukan embun pagi..

Ketika sang bayu memelukmu ..
Dalam semilirnya kan kau rasakan kerinduan..
Menyelusup dalam relung kalbu meski hanya setetes ..
Semoga mampu sejukkan daksa yang terhempas lelah...

Dan Pandanglah senyum rembulan atas langitmu..
Ada seberkas asa indah yg menanti tuk kau petik..
Dan dengarlah symphoni nyanyian malam..
Ada sekeping ketulusan yang ingin aku sampaikan..

Selepas sang ndaru menyapa buana..
Mengukir nuansa tentang makna kehadiran bayangku..
Akulah bintang yang memeluk langitmu erat...
Dan kaulah langit dimana merpati akan selalu pulang... 

KU COBA BERTAHAN


Senja selalu berlalu tanpa arti,
membiarkanku terpuruk merindumu,
meski gejolak tak terredam dalam kalbu,
kuasaku membendungnyapun terkikis kian rapuh.

Hanya bayangmu membahana,
ketika fajar bersinar diujung cakrawala,
bias cahaya hangat mewakili pelukmu,
semilir hembusan bayu mewakili belaimu,
dan kicau parkit kecil mewakili ramah sapamu,

biarlah waktu menjawab dg caranya,
sampai kapan aku setia bertahan,
melewati jurang yg tak mungkin ku sebrangi,
menembus dinding yg tak mungkin ku robohkan,

hanya waktu yang mengerti,
setiap inchi dihati menahan luka,
kucoba bertahan,
meski hiduppun aku enggan…