Tuesday, February 14, 2012

KUINGIN INGKARI RASAKU


Air mata perlahan mengurai rasa,
Kokoh jiwa menahan kerinduan seketika runtuh,
Dinding ketengaran tlah menjadi kepingan-kepingan ratap,
Dan inilah kenyataan perasaan sang merpati,

Ah,
Mengapa aku masih menyisakan kerinduan akan dirimu,
Sedang kini terlarang rasa itu,
Kau pergi untuk bahagiamu,
Seharusnya tak ada alasan adanya tangis ini,

Maafkan aku,
Nyatanya segala rasa disaat kau dan aku bersatu,
Masih hidup bersama kasih berbalut cemburu,
Hati terlalu naif tuk ingkari nuraniku,
Dan aku masih mencintaimu,

Tapi yakinlah,
Aku inginkan kau bahagia,
Hingga dalam relung jiwa terdalam,
Dan dalam diam, Ku ingin ingkari semua rasaku...

NYANYIAN PILU



Kaki masih melangkah di jalanan jelmaan duka,

Dikelilingi gelap pekat halimun malam,
Berpegang sepi hampa tanpa arah,
Menyusuri hamparan tangis dan air mata,

Disini, kuasa kesendirianku tanpa nafas,
Menggenggam luka meredam perih yang masih berdarah,
Tak lagi mampu melerai rasa derita yang tersepuh kelukaan,
Terbata dalam ucap, tersengal dalam nafas,

Aku berlari, coba pergi,
Namun bayang kelam enggan lekang,
Terpasung didalam kebekuan resah nan mencekam jiwa,
Lusuh harapan merangkai kisah bersamamu yang memupus,

Ish... Tak perlu kulanjutkan lagi nyanyian piluku ini,
Biar kusimpan saja sampai ku tak mampu mengartikan gemuruh warna hati,
Ku yakin, ku salah meminta setetes sejuknya cintamu,
Dan bahagialah dirimu terlepas dariku...

AKU MASIH MENCINTAIMU


    Sampai detik ini hayalku masih saja mengambang diantara bintang-bintang yang berpendar dan perlahan meredup, tak pernah sekalipun aku bayangkan kalau akan sesulit ini melupakan lembaran kisah-kisah yang tersirat beberapa waktu silam, dan disini, dikamar tempatku menuliskan isi hati ini, pernah terjadi cerita indah meski tak pernah cukup indah bagimu!
    Ku coba pejamkan netra, ingin ku lupakan saja, tapi semakin kuat inginku melupakan, semakin pekat bayangmu meraja di pelupuk mataku, mengapa?! Mengapa seperti ini?! Sedangkan kenyataan yang ada semua harusnya terkubur, semua tak layak di kenang, pertengkaran, perselisihan dan prasangka-prasangka yang nyata mengisyaratkan bahwa kita tak pantas untuk bersama!
    Atau, memang salahku, masih saja kusisakan sedikit rasa ini untukmu yang jelas terlarang bagiku, harapanku akanmu begitu besar, hingga pengorbanan dan airmata seakan tak begitu berarti dari pada menyentuhmu, membelaimu dan memeluk erat tubuhmu...
   Ish... Entahlah... Harus dengan apalagi aku ungkapkan, berjuta aksara pun tak cukup mampu mewakili rasaku, maka biarlah saja aku rangkum dalam sedikit kata, yaitu "aku masih mencintaimu" yang aku sendiri masih samar mengartikannya!

CATATAN CEMBURU ( HANYA SEKEDAR CORETAN )


   Entah harus bagaimana ku lukiskan kepiluan di hati ini, kau sadari atau tidak, kau seolah ingin menari diatas luka yang belum mengering ini, berapa kali kau coba tunjukkan perhatianmu yang mengisyaratkan makna mendalam dari sebatas perhatian biasa, sedangkan kau tahu, dia dan diriku belum lama berpisah, dan sebelumnya kau ku kenal sebagai sahabat yang ku anggap sebagai saudaraku sendiri, tapi mengapa?! Mengapa kau seolah ingin memperdalam guratan-guratan kepiluan yang tlah membekas sebelumnya dengan rasa cemburuku!
   Memang, aku tak lagi berhak atas dia, tapi harus kamu tahu, aku manusia biasa yang memiliki perasaan, aku masih mencintainya, aku masih menyayanginya, meskipun dia bukan milikku lagi. Aku tak meminta apapun dari dirimu, hanya satu, tidakkah kau ingin juga menjaga hatiku, yang dulu begitu percaya padamu, meskipun kenyataannya tak ku dapati balasan selayaknya atas kepercayaanku itu!
   Yah... Siapapun memang berhak miliki dirinya, tapi pentingkah aku tahu, bahwa kamu juga begitu memperhatikannya, haruskah aku tahu bahwa kau juga menyayanginya, untuk apa?! Menyiksaku?! Kalo memang untuk membuatku tersiksa, good job, kamu sukses dengan gemilang!