Tuesday, March 18, 2014

SEMU MALAM TANPA ANGAN

Kata-kata lembutmu begitu tajam merajam sanubari,
Tak kuasa ku sembunyikan jerit batin ini,
Mengapa kurasakan hujaman halus selaksa kalimatmu,
Ketika lirih suaramu terngiang sampai di dasar hati.

Tidakkah kau dengar desahku di sudut mala mini,
Akan ku katakana pada pada nyawa sang rembulan,
Di sudut rasaku yang tertawan dibatas kerinduan,
Atas segala rasaku yang telah engkau hidupkan.

Aku ingin menyapamu,
Walau hanya lewat semilir angin tuk menyelimuti,
Biarlah bulan dan bintang yang temani kesendirianku,
Dan kau mengerti akan setiaku yang terikat bayangmu.

Aku tak ingin mengasingkan diri di ratapan malam,
Ku ingin bebas dari jerat mimpi semu,
Di ujung damba semu menyekap hasrat dalam pedih,
Di penghabisan malam tanpa angan dan khayal…

CURUG#3, 180314

Monday, March 17, 2014

Bait kepada mantan kekasih

Aku hanya mampu terdiam mendengarmu bersuara,
Ku biarkan musim memasung hasrat ini pada hujan,
Hanya inginku memeluk fajar dari senja sampai subuh tiba,
Dan catatlah, rasa ini tak akan pernah berpaling,
Takkan pernah, itulah kepastian merpati.

Wahai kasih yang terdampar di senyum mentari pagi,
Jika engkau percaya hamparan langit menyatu,
Jika dirimu meyakini hembusan bayu tanpa jeda,
Kan kunyanyikan rindu ini lewat terpaan angin,
Aku tuliskan kehampaan jiwa tanpa kekasih lagi dipampang cakrawala,
Akan kupeluk dirimu lewat sunyi denting malam.

Ku mohon, mantan kekasihku,
Jangan kau Tanya lagi padaku,
Tak ada lagikah keinginanku berbagi denganmu,
Jangan kau pikir aku menikmati kesendirian tanpamu,
Karena jauh di palung hati yang terdalam,
 Inginku kau ada disini bersamaku, sekarang saja…


CURUG#2, 170314

Sunday, March 16, 2014

AKU TETAP SENDIRI

Kini getir itu menyelinap kian dalam,
Ketika lirih suaramu begitu menghujam,
Ku tak mampu redam langkah cepatmu,
Yang semakin jauh pergi bersama bayangmu,

Rasaku tersisa rangka,
Tanpa nafas dalam raga sekarat,
Kamulah pemilik nyawaku,
Kini hilang entah dimana berrimba,

Aku ternyata tak pantas lagi merindukan mentari,
Ketika subuh masih malu menyambut pagi,
Dalam jiwa gelisah dan mimpi yang berlalu,
Kau hilang dalam keheningan ruang penantianku.

Nyatanya aku tetap sendiri...
Curug#1, 160314