Friday, March 17, 2017

DUKA, LUKA DAN DENDAM



Kesejukan yang pernah ada telah hilang
Terkikis oleh culasnya nanar kekecewaan
Tak lagi tersirat senyum manakala kuingat
Menjadi abstrak oleh Semburat kedukaan

Dia yang pernah menjadi alasanku bertahan
Kini dia juga yang membuatku menyerah
Karena indah yang dia cari
Tak bisa berdamai dengan kedigdayaanku

Duka yang tak bisa disalahkan
Dan air mata sebagai ilustrasi
Betapa telah begitu dalam
Rasa yang ditinggalkan untuk kukuburkan

Tersisa sebentuk luka meradang
Dendam yang terlalu meracun jiwaku