dalam kehangatan sayap-sayap binatang malam,
pendar cahaya-cahaya penuh kebajikan,
memancar bayang kebahagiaan azali,
pendar cahaya-cahaya penuh kebajikan,
memancar bayang kebahagiaan azali,
tapi seketika sirna,
diantara jantung dan hati dalam rapuhnya jasad,
kau garami dengan penghianatan diatas persembahan kesetiaanku.
Memangkas sisa-sisa asa bersayap ketidak pastian itu
sesuatu menorehkan luka,
pada deretan kalimat bernada mendua,
mungkin tak sengaja,
tapi debu membuatnya seolah nyata
pada deretan kalimat bernada mendua,
mungkin tak sengaja,
tapi debu membuatnya seolah nyata
biarlah ku jaga,
setiap tetes kesetiaan yg masih mengalir,
bersama lembutnya belaian ombak menyapa karang,
seiring halusnya usapan badai mencumbu tanah.
No comments:
Post a Comment