Friday, December 9, 2011

TANPA RESTU LANGIT


ku coba tetap jejakkan kaki ini,
menyusuri jembatan cahaya di kaki senja,
menorehkan asa tuk merengkuh keindahan semu,
merebahkan raga di sudut pelataran cakrawala,
berharap langit mengerti kerinduanku,
yang terperangkap dalam senyuman penguasa malam,

namun sekejap, sirnalah daya perindu yang lemah ini,
mengunduh rasa yang terbuang dibelantara savana sarat duri,
ketika jalan bagiku merasa nuansa asmara yang aku tapaki,
menoreh hina di alur kiblat semesta insan lainnya,
bahkan langitpun menatap culas dan tak merestuinya

diantara halimun yang menghalangi pandangan,
ku coba merabamu yang hampir tak terlihat lagi,
terlambat bagiku,
malam terlanjur mangadu jiwaku dengan kerinduan,
meski rembulan tak mampu membendung rasaku,
hingga ku temukan guratan kepiluan yang kutitipkan padanya,
membuatnya meredup tak seperti malam yang lalu,

kuberharap engkau kan tau,
Serpihan-serpihan rasa yang membebaniku,
walaupun jarak memisahkan aku denganmu,
walaupun mulut tak pernah berkata,
walaupun dirimu selalu meragu,
karena akulah merpati yang tersisa....

2 comments: