Entah harus bagaimana ku lukiskan kepiluan
di hati ini, kau sadari atau tidak, kau seolah ingin menari diatas luka yang
belum mengering ini, berapa kali kau coba tunjukkan perhatianmu yang
mengisyaratkan makna mendalam dari sebatas perhatian biasa, sedangkan kau tahu,
dia dan diriku belum lama berpisah, dan sebelumnya kau ku kenal sebagai sahabat
yang ku anggap sebagai saudaraku sendiri, tapi mengapa?! Mengapa kau seolah
ingin memperdalam guratan-guratan kepiluan yang tlah membekas sebelumnya dengan
rasa cemburuku!
Memang, aku tak lagi berhak atas dia, tapi
harus kamu tahu, aku manusia biasa yang memiliki perasaan, aku masih
mencintainya, aku masih menyayanginya, meskipun dia bukan milikku lagi. Aku tak
meminta apapun dari dirimu, hanya satu, tidakkah kau ingin juga menjaga hatiku,
yang dulu begitu percaya padamu, meskipun kenyataannya tak ku dapati balasan
selayaknya atas kepercayaanku itu!
Yah... Siapapun memang berhak miliki dirinya,
tapi pentingkah aku tahu, bahwa kamu juga begitu memperhatikannya, haruskah aku
tahu bahwa kau juga menyayanginya, untuk apa?! Menyiksaku?! Kalo memang untuk
membuatku tersiksa, good job, kamu sukses dengan gemilang!
No comments:
Post a Comment