berpeluh darah mnggapai bulan diujung cakrawala kasihmu.
yang tak mudah kumngerti,
betapa hati rela,
kau hujam belati tajam,
ingkarmu akan punguk prindumu ini.
~
kau yang mngajarknku,
memahami ketidzk pastian musim dihatimu,
menggurat pilu menyayat kalbu,
menanti fajarmu yang masih tersembunyi,
diantra pucuk daun menguning.
~
ketika kau lihat rona sayuku menyeruak ke permukaan cakrawala,
setelah mata air ini hampir kering,
kuntumku layu sblm berkembang,
kau mebangkitkan jasadku dg ruh cintamu.
yang tak mudah kumngerti,
betapa hati rela,
kau hujam belati tajam,
ingkarmu akan punguk prindumu ini.
~
kau yang mngajarknku,
memahami ketidzk pastian musim dihatimu,
menggurat pilu menyayat kalbu,
menanti fajarmu yang masih tersembunyi,
diantra pucuk daun menguning.
~
ketika kau lihat rona sayuku menyeruak ke permukaan cakrawala,
setelah mata air ini hampir kering,
kuntumku layu sblm berkembang,
kau mebangkitkan jasadku dg ruh cintamu.
No comments:
Post a Comment