tak kuhendaki bayangmu selaksa fatamorgana,
tak ku ingini janji-janji seperti angin lalu,
biarlah kubangun lagi puing-puing asa,
yang kuruntuhkan dihari lalu,
tak ku ingini janji-janji seperti angin lalu,
biarlah kubangun lagi puing-puing asa,
yang kuruntuhkan dihari lalu,
dan ijinkanlah
aku,
menyadari hadirmu yang laksana fajar,
menjalani janji hati yang kau tepati,
menyibak tirai dan penghalang yang membatas pandang,
menyapaku di hamparan padang sendu,
hingga dapat kunikmati semilir angin damai di awal pagi,
lahirkan titik-titik embun di pelataran bumi,
menyirnakan pekat malam,
meniadakan senyap kebisuan dalam kepiluan,
ku akui,
masih sulit kupahami rasa ini,
karena kuterima lelah dan duka karenamu,
tapi ku percaya ini adalah perjalanan,
menyadari hadirmu yang laksana fajar,
menjalani janji hati yang kau tepati,
menyibak tirai dan penghalang yang membatas pandang,
menyapaku di hamparan padang sendu,
hingga dapat kunikmati semilir angin damai di awal pagi,
lahirkan titik-titik embun di pelataran bumi,
menyirnakan pekat malam,
meniadakan senyap kebisuan dalam kepiluan,
ku akui,
masih sulit kupahami rasa ini,
karena kuterima lelah dan duka karenamu,
tapi ku percaya ini adalah perjalanan,
dan kan kujaga
rasa ini hingga bahagia itu
dan mengukirna di
bumi dan langit kita,
No comments:
Post a Comment